Aku sebenarnya tidak tahu bahwa hasil wawancaraku dengan Mbak Esthi bulan Juli yang lalu sudah diposting di annida-online.com. Mbak Uri, sahabatku yang sekarang tinggal di Balikpapan, yang memberitahu semalam di sela-sela kesibukanku mempersiapkan keberangkatan ke Solo untuk menghadiri Munas II FLP, 14-16 Agustus 2009.
Segala puji syukur hanya kupanjatkan pada Sang Cinta yang telah memberiku begitu banyak ruang untuk berkreasi dan berkarya di dunia ini.
Berikut hasil wawancara yang aku copas dari annida-online.com, Wawancara ini dilakukan pada akhir acara Meet And Greet FLP Jakarta & Peluncuran buku Hikari No Michi tanggal 12 Juli 2009 lalu di PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Jadi tak heran bila di foto tersebut aku kelihatan lelah tapi senang ^_^
Jakarta, 14 Agustus 2009 at 12.00 p.m.
***************
http://annida-online.com/berita.php?id=94
Annida-Online--Kegiatannya seabreg-abreg. Setiap hari disibukkan dengan tugas-tugas kantor, menulis, menjalankan amanah sebagai sekretaris dua organisasi, aktif di milis serta rangkaian promosi buku. Ooo ... siapa dia? Lia Octavia jawabnya. Perempuan berkacamata ini adalah Sekretaris Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta dan FLP Pusat. Saat ini, Lia tengah getol mempromosikan buku-buku barunya yakni Hikari No Michi, Bela Diri for Muslimah serta Padang Oase (Halaman Moeka Publishing, Juni 2009).
Dua minggu lalu, Lia dkk mempromosikan Bela Diri for Muslimah (LPPH, April 2009) di Gramedia Depok serta RRI Pro 2 Jakarta. Bentuk promo yang dilancarkan Lia tak melulu dengan roadshow. Khusus untuk Hikari No Michi (LPPH, Juni 2009) yang ditulisnya bareng rekan-rekannya di FLP Jepang, Lia membantu pendistribusian buku itu. Ia mengirimkannya ke berbagai alamat majelis/pengajian-pengajian di Negeri Sakura tersebut.
Rencananya, dalam waktu dekat Lia dkk bakal keliling kota di Pulau Jawa dan Sumatera untuk promosi Padang Oase. Buku ini adalah antologi puisi indie, yang digarap bareng Lia bersama enam orang penulis lain yakni Dani Ardiansyah, Jun An Nizami, Divin Nahb, Arrizki Abidin, Nia Robie', dan Emir Fanha. Hampir semua karya Lia memang dikerjakan bareng-bareng. Lia lebih suka menulis 'berjamaah', begitu ia menyebut. Menurutnya, menulis bersama ini lebih sulit karena harus menyamakan persepsi dan mematuhi tenggat.
Kendati kegiatannya begitu padat, Lia tetap meluangkan waktunya untuk menulis.
"Saya kerja dari pagi sampai sore. Pulang kerja itulah biasanya saya menulis dan menjalankan amanah organisasi. Untuk menulis, saya lebih sering menulis puisi dan mendulukan yang dekat dengan deadline," tutur Lia, saat ditemui usai acara Meet and Greet 'Saatnya Anak Jakarta Menulis' di PDS HB Jassin, Jakarta, Minggu (12/7) lalu.
Ngomong-ngomong tentang puisi nih, Lia kerap menggunakannya dalam keseharian lho. Contohnya saat ber-SMS-ria dengan sobat-sobatnya.
"Kalau cuma SMS 'apa kabar' kan biasa banget. Biar beda dan berkesan, saya dan teman-teman bertukar kabar pakai puisi. Dari situ biasanya bisa dikembangkan lagi menjadi puisi yang panjang," urainya.
Soal hasil karya, Lia mengaku tak pernah mematok target.
"Menulis itu sesuatu yang sangat menyenangkan. Nggak ada patokan untuk menulis berapa karya, berapa lama, atau kapan harus selesai supaya nggak ada beban," lanjut pemilik blog mutiaracinta.multiply.com ini. [Esthi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar